Jakarta

dim street lights

smooth roads with some drivers who miss home

it seems like outside this car the sound is in harmony with the visuals

my blurry eyes see car headlights like snowflakes

like diamond stickers when I speed through the air

I miss when we scream above the air by seeing the twinkling buildings lined up

Mengtuhankan SELAIN Tuhan

Tawaran yang menarik membuatku takluk

Melepas belenggu keegoisan sosial

Aku menyeringai

Bahagia atas bantuan setan

Tak berbagi jalur

Berjalan dengan mendongakkan kepala

Menendang paku dijalanan dengan bahagia

Tertawa kejijikan dengan kebodohan insan lainnya

Aku bahagia

Mengharap kematian hama bumi

Monster? haha

Silahkan bercermin wahai makhluk suci menjijikan

Ingin mendengar jeritan kesakitan itu

Berubahlah, Cerdaslah

Kotor kalian semua

Pisau itu untuk tubuh kalian

Haha...

Putri Kupu-Kupu 2

tersakiti

terpaku pada lembaran kertas

harus bisa!

ah targetmu terlalu nampak

tak tertarik ketuntasan rasa lapar

malam tak terasa

waktu berlarian dengan impianmu

24 jam? ah tidak, 36 jam

kamu, tidak sempurna

menyerahlah

bahagiamu bukan dari nafsu kesuksesanmu

penuh sandiwara

busuk

menyerahlah

pulanglah

Putri Kupu-Kupu

Merah muda

Pengejar bahagia

Tak tercapai?

Bercermin dahulu, ada yang salah darimu

Kamu..

Kamu tak sadar?

Mari saya beritahu

Tergembleng

Tubuhmu menyedihkan

Ingin menjadi tokoh publik?

Ah, belajar sajalah

Karna kamu tau akan jadi seperti apa dirimu nanti

Jangan memaksakan

Berhenti

Tengoklah kembali kebelakang

Ada yang salah darimu

Kamu masih belum sadar?

Menyebalkan

Sudah ku sebutkan

Besok kamu akan bahagia

Perayaan meriah

Kamu bintangnya

Seperti salju di pagi hari

Ya, tujuanmu lebih dekat

Akan ada suara tangisan di pagi hari

Selendang batik dan seduhan susu hangat

Penulis hanya pengamat

Ia memiliki tujuan yang masih jauh

Akan lebih bahagia tentunya

Selamat Tinggal

Aku memang bukan orang yang bisa membuat puisi atau syair dengan permainan kata-kata.

Aku ingin berbohong, tapi selalu saja yang tersampaikan tentang kejujuran.

Maaf.

Untuk Beruang Madu 2

"Aku baik-baik aja"

Aku terlalu baik,

hingga menghempas penderitaanmu,

mengurangi bebanmu.

kamu pasti sedang tersenyum

aku jamin itu

anak kecil ini tak tau banyak hal

rasanya tercekik

menunduk

tapi basah.

selalu sakit kepala

sendirian..

ketakutan..

besok pasti lebih baik

tapi, tak yakin..

terlalu kekanakan ya?

maaf.

Untuk Beruang Madu

 

Aku sendirian

Kamu dimana?

Mejaku basah

Playlist-ku entah sampai mana

Rambutku kusut

Ah, iya aku cukup lucu untuk bercanda

Aku baik-baik saja

Tenang,

Aku benar-benar baik-baik saja

Jangan cari aku

Oh iya, aku ingin mendengar hal baik darimu

Terus hidup!

Tersenyumlah!

Maaf...

dan,

Terima kasih.

Bauhinia Purpurea

 

Jiwa yang rapuh

Tersenyum, menyapa dan melupakan

Bermekaran dengan gemulai

Merenung hingga tak sadar akan dunia

"Ah, ada yang menyentuh"

Ia teralihkan

Tumbang lalu dirawat dengan sentuhan lain yang lembut

"Aku bahagia"

Hingga saatnya tiba

"Aku bahagia, namun aku takkan bertahan lama"

Ia melayu dan melepas kenangan dengan tuannya

Besok Tuan akan sadar

atau..

saat ia lama hilang.

Belenggu Kenyataan

Senyum memikat, tawa mencandu

Ramah tanpa memandang

Lemah... Merintih...

Tertutup dengan sempurna

Lihat..

Kau tak melihat?

Ya, seperti itulah kenyataannya

Kelihaian yang hanya ia miliki

Siapa yang tau?

Hanya raut ceria yang terpancar

Terlalu kuat untuk remaja seusianya

Ia tak tahu kemana akan kembali

Terjatuh... dan terhina...

Menangis? Hanya itu yang bisa dilakukan

Menunduk, merendah, takut, malu

Mereka biadab! ya biadab

Ia hanya ingin terbang tinggi...

Beruang dan Burung

Mencermati sosok yang samar-samar

Mencari tanpa tahu arah

Berjuang seorang diri

Menggapai dataran yang berbeda

Burung itu..

Ah, aku melihatnya kembali

Ia bebas dan hinggap ditanganku

Berbisik lembut dan menetap

Mata mungil yang sayup

Aku menyukainya

Halus buluku membuatnya terlelap

Ia butuh kehangatan

Cuaca amat mencekam telah berlalu

Jingga dengan senyuman manis

Ia terlena..

bersama selamanya

Burung mencintai Beruang

Seorang Penyair

    Ya, aku memang dekat dengan seorang penyair, sangat dekat hingga tak ada yang dapat memisahkan kita. Sebut saja ia "Ibu", ia membiarkan aku memiliki darah seniman, ia selalu menyuruhku mengasah apapun yang dapat aku kerjakan dengan otak brilianku ini. Penyair ini selalu mengapresiasi dan mengevaluasi semua hasil tanganku termasuk puisi, lukisan, gambar, cerpen dan karya lain yang ku buat. Aku mencintainya, Ibu (seorang penyair yang hebat).